Tontonan berbahaya bagi anak-anak
Kepada para orang tua berhati-hatilah. Jangan biarkan anak-anak anda menonton TV siaran apapun juga. Termasuk siaran langsung maupun berita tentang Pansus Bank Century yang dibentuk parlemen. Ada tunjuk-tunjukan penuh emosi. Juga ada makian yang tidak pantas dilihat dan didengar anak-anak.
‘Pelajaran’ politik yang aneh. Begitu rupanya kelakuan sebagian anggota Dewan Yang Terhormat itu, lumayan tidak terhormat dari standar etika manapun. Termasuk jika dilakukan di jalanan. Coba katakan makian contoh dari anggota dewan itu di jalanan, ke siapa saja, sambil nunjuk. Mungkin bakal ada peristiwa ikutan tonjokan menonjok.
Walaupun sekarang menyatakan diri telah damai. Namun ‘luka’ seperti itu seharusnya membekas. Karena beliau-beliau para anggota parlemen adalah warga terpilih, dalam arti sesungguhnya. Juga beliau-beliau itu bertindak (berarti juga bertingkah polah) mewakili rakyat. Nah, rakyat yang santun dan etis tentunya tidak terwakili oleh perilaku saling tunjuk dan memaki lawan bicara. Apalagi ditujukan kepada pemimpin rapat. Sungguh perlu energi ekstra untuk bisa memahami dan menerima hal itu sebagai kelakuan normal.
Ada, sih, dewan kehormatan yang akan mengurusi celepete tidak etis seperti itu. Tapi cobalah belajar mengendalikan emosi dalam siaran langsung televisi nasional. Stasiun televisi juga seyogyanya tidak mengulang-ngulang memberitakan perilaku tidak terpuji siapapun juga. Apalagi anggota parlemen yang (seharusnya) terhormat.
Jadi hati-hatilah menonton TV. Selalu dampingi anak-anak. Jangan sampai mereka menganggap perilaku oknum itu sebagai contoh yang baik.
‘Pelajaran’ politik yang aneh. Begitu rupanya kelakuan sebagian anggota Dewan Yang Terhormat itu, lumayan tidak terhormat dari standar etika manapun. Termasuk jika dilakukan di jalanan. Coba katakan makian contoh dari anggota dewan itu di jalanan, ke siapa saja, sambil nunjuk. Mungkin bakal ada peristiwa ikutan tonjokan menonjok.
Walaupun sekarang menyatakan diri telah damai. Namun ‘luka’ seperti itu seharusnya membekas. Karena beliau-beliau para anggota parlemen adalah warga terpilih, dalam arti sesungguhnya. Juga beliau-beliau itu bertindak (berarti juga bertingkah polah) mewakili rakyat. Nah, rakyat yang santun dan etis tentunya tidak terwakili oleh perilaku saling tunjuk dan memaki lawan bicara. Apalagi ditujukan kepada pemimpin rapat. Sungguh perlu energi ekstra untuk bisa memahami dan menerima hal itu sebagai kelakuan normal.
Ada, sih, dewan kehormatan yang akan mengurusi celepete tidak etis seperti itu. Tapi cobalah belajar mengendalikan emosi dalam siaran langsung televisi nasional. Stasiun televisi juga seyogyanya tidak mengulang-ngulang memberitakan perilaku tidak terpuji siapapun juga. Apalagi anggota parlemen yang (seharusnya) terhormat.
Jadi hati-hatilah menonton TV. Selalu dampingi anak-anak. Jangan sampai mereka menganggap perilaku oknum itu sebagai contoh yang baik.
Komentar