Tulisan ini bukanlah untukmu, jika ....


Mungkin orang bilang saya sombong, tapi saya memang tak punya banyak waktu untuk berdiam di depan komputer sementara saya juga harus mengurus keluarga dan rumah tangga saya. Saya hanyalah seorang ibu, yang mengerjakan segalanya hanya berdua bersama suami. Maka menjawab komentar atau kritik adalah hal terakhir dalam agenda harian saya setelah memasak, mencuci, memandikan anak, ke pasar, mengantar ke sekolah, membuat makan siang, menyuapi anak, menemani mereka mengerjakan PR, bermain bersama anak dan mengurus suami saya.

Saya selalu membaca semua komentar dan beberapa kritik harus saya akui benar-benar membantu memperbaiki karya saya selanjutnya. Terlepas dari pedas atau tidaknya sebuah kritik, bagi saya selama menyangkut isi tulisan dan memang membangun menjadi lebih baik tidaklah masalah.

Tapi beberapa waktu lalu mulai muncul beberapa orang yang mengkritik secara tak sehat, perang debat di komentar mengganggu kenyamanan pembaca lain. Beberapa terpaksa saya tolak karena kata-katanya mulai menyerang kalangan tertentu dengan mengatasnamakan agama tertentu. Hellooooo! Please deh, sebelum menulis komentar lihat-lihat dulu tempatnya. Kalau memang ingin mencurahkan isi hati, keprihatinan atau apalah namanya, lakukan sendiri di Blog anda.

Saya merasa perlu memperjelas beberapa hal sebagai berikut :
1. Saya menulis bukan untuk keperluan golongan tertentu, agama tertentu, usaha tertentu, bangsa tertentu ataupun suku tertentu.

Saya menulis dengan memegang satu prinsip, “ISLAM ITU BUKAN HANYA AGAMA, TAPI ISLAM JUGA ADALAH GAYA HIDUP” dan dengan menulis fiksi saya merasa pesan-pesan kehidupan yang saya pelajari dalam Islam, lebih mudah tersampaikan dan bebas. Dengan cara ini, saya bukan hanya bisa menyampaikan pesan untuk kalangan tertentu tapi juga kalangan yang berbeda kepercayaan dengan saya. Saya merasa tak ada salahnya karena di zaman dulu saja sudah ada kisah 1001 Malam.

Lihat ke atas tuh judul di atas sudah jelas “RUMAH BUNDA, Tentang Inspirasi Hidup dan Cinta” Bukan tentang “MESJID/MUSHOLLA BUNDA, Saduran Hadits dan Alqur’an.”
2. Menulis itu perlu ilmu yang memadai, dan ilmu saya di bidang Hadits dan Alqur’an tidaklah mencukupi untuk menuangkannya dalam bentuk tulisan. Saya juga masih percaya bahwa belajar tentang dua hal itu adalah lebih baik jika langsung pada Mursyidnya, bukan melalui internet dengan resiko pembelokan makna.

“Menisbahkan perkataan seorang Nabi apa yang ada dalam benak kita sangat BERESIKO. Terutama jika tidak bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah melalui bukti-bukti sejarah” dikutip dari kritik Mohammad Fauzil Adhim untuk nona Waheeda yang dengan berani menulis sejarah Nabi Sulaiman dan Ratu Sheeba secara fiksi.

Marilah sama-sama kita semua memperjelas tujuan masing-masing. Saya menginspirasi orang dengan karya fiksi karena itulah yang saya sukai, cakupan pembaca yang saya tuju pun luas bukan untuk kalangan tertentu.
3. Saya anti menulis keburukan orang lain di blog saya, karena bukan itu maksud dari blog ini, termasuk menjaga agar komentar yang masuk harus komentar sehat. Sambal boleh pedas, tapi tidak boleh dibuat dari cabe busuk.

Kenapa anda tidak memulai dari diri anda sendiri? Jika butuh tempat untuk menuangkan karya, saya sama sekali tidak keberatan membuatkan anda blog, FREE, NO CHARGE, GRATIS, GRATUIT!!. Mari kita sama-sama berkarya, membuat inspirasi dengan cara berbeda namun untuk tujuan yang sama membangun dan mengembangkan bangsa ini menjadi bangsa yang cerdas, berbudaya dan berakhlak mulia.

Sudah selesai, itu saja. Mohon maaf kalau ada kata-kata saya yang menyakiti hati dan terima kasih.


...

Komentar

Postingan Populer