6 Faktor Ramadhan Tahun ini Adalah Yang terbaik (bag.1)


Tidak dapat dipungkiri bahwa bulan puasa tahun ini, 2014, bagi saya pribadi adalah Ramadhan terbaik yang pernah saya jalani selama ini. Pada umur 35 tahun ini, setidaknya sudah 25 tahun saya menjalani dan mengalami masa-masa berpuasa. Mulai jaman SD kelas 3 atau 4-an sudah menjalaninya, walaupun waktu itu masih belum sepenuhnya puasa. Istilah Jawanya "poso sungan",yen lesu mangan. Tapi itulah proses hidup.

Saya bisa mengklaim demikian, karena dipandang dari beberapa faktor, memang tahun ini saya merasakan "sesuatu" (kata Syahrini) yang nuansanya berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Setidaknya ada 6 faktor yang menunjang dan mempengaruhi Ramadhan tahun ini adalah yang terbaik yang pernah saya rasakan, antara lain:

1. Waktu Ramadhan dipergunakan maksimal untuk keluarga.
Selama satu bulan ini, saya tidak pernah terlewat walau sehari pun untuk sahur dan berbuka dengan keluarga. Keluarga dimaksud adalah anak dan istri. Yang lebih terkesan lagi, walaupun 2 minggu awal Ramadhan saya garap proyek software rumah sakit Dander Medical Center di Bojonegoro, setiap sore pasti saya sempatkan pulang untuk berbuka puasa bersama.
Padahal untuk melakukan itu, saya harus menempuh perjalanan sejauh 50 km lebih, medan yang keras, kendaraan besar lalu lalang, dsb. Waktu juga lumayan, 1 jam lebih di jalan.
Tapi itu semua terbayar oleh kebersamaan bersama keluarga. Alhamdulillah !!

2. Isa (Risyad Karim) mau dan mampu berpuasa sebulan full.
Kebahagiaan Ramadhan tahun ini dilengkapi dengan anak pertama saya, Isa, yang untuk pertama kalinya sejak lahir, ikut berpuasa sebulan penuh tanpa sehari pun "mutung" atau lewat. Pada usia 9 tahun ini, Mas Isa menunjukkan kebaikannya dan membuktikan doa dari orang tuanya untuk ikut berpuasa. Sungguh suatu kebahagiaan bagi saya dan ibunya, terutama sang ibu yang telah membimbing dan membesarkan Isa hingga sekarang.
Memang ngga semua hari terlewati dengan puasa penuh. Terkadang sampai Dzuhur sudah "mokak" atau berbuka. Terkadang sehari full. Tapi melihat perjuangannya, saya sudah sangat senang dan bangga.

3. Sholat Tarawih berjamaah rutin tiap hari di Musholla dekat rumah.
Ini lagi yang membedakan puasa tahun ini dengan tahun sebelumnya. Tahun ini, sholat tarawih selalu dilaksanakan secara berjamaah di satu tempat, yaitu di Musholla Randukenceng. Saya ingat, hampir tiap tahun pasti ada satu atau dua yang terlewat tarawihnya, entah itu karena di jalan, garap proyek, dsb.

Waktu di Bogor selama 12 tahun, pasti ada yang terlewat karena perjalanan mudik pulang kampung. Tahun 2011 awal di Tuban, terlewat karena ngajar kursus malam di LP3I. Yang lebih parah, tahun 2012 dan 2013 sibuk luar biasa dengan PLPG di SMP 6 Tbn. Lha, baru tahun ini, saya fokuskan hidup dan usaha untuk keluarga. Salah satunya menyangkut sholat tarawih.

............ bersambung

Komentar

Postingan Populer