HIKMAH WAKTU SHALAT, Dari penjelasan Ulama' Syafi'iyyah
HIKMAH WAKTU SHALAT
(Dari penjelasan Ulama' Syafi'iyyah)
Asy-Syaikh Al-Allamah Abdurrahman Al-Masyhur menukil sebuah faidah berharga di kitab beliau (Bughyatul-Mustarsyidin , jilid 1/hal.287)
أكثر العلماء على أن اختصاص الصلوات الخمس بأوقاتها تعبدي لا يُعقل معناه . وأبدى بعضُهم له حكمةً ؛ وهيَ : تذكَّرُ الإنسانِ بها نشأته ؛ فكمالُهُ في البطن وتهيؤُهُ للخروج منه كطلوع الفجر ، وولادتُهُ كطلوع الشمس ، ومنشؤه كارتفاعها ، وشبابه كوقوفها عند الاستواء ، وكهولتُهُ كمَيْلِها ، وشيوخته كقربها مِنَ الغروب ، وموتُهُ كغروبها ، وفَناء جسمه كانمحاق أثر الشمس . انتهى ( تحفة)
"Mayoritas ulama berpendapat bahwa penentuan waktu salat lima waktu itu bersifat ta‘abbudi (ibadah murni) yang tidak dapat dijangkau hikmahnya oleh akal.
Namun sebagian ulama menyebutkan adanya hikmah, yaitu agar manusia mengingat perjalanan hidupnya :
🌑 Kesempurnaannya di dalam rahim dan persiapannya untuk keluar darinya seperti terbitnya fajar;
🌒 kelahirannya seperti terbitnya matahari;
🌓 pertumbuhannya seperti naiknya matahari;
🌕 masa mudanya seperti ketika matahari berada di tengah (istiwā’);
🌖 masa setengah tuanya seperti ketika matahari mulai condong;
🌗 masa tuanya seperti ketika matahari mendekati terbenam;
🌘 kematiannya seperti terbenamnya matahari;
🌑 dan hancurnya jasadnya seperti hilangnya bekas matahari sama sekali.”
Komentar