Kejengkelan di Rumahku (Merenung Sampai Mati - Pri GS)

Aku amat mencintai rumahku karena di sanalah terkumpul semua kecintaanku. Tetapi bukan rumah sebagai sumber cinta yang hendak aku bicarakan, melainkan bahwa rumah ternyata juga sebagai sumber kejengkelan. Karena ternyata apa yang kita cintai adalah apa yang juga mendatangkan kejengkelkan.


Lalu bagaimana mengelola perasaan jengkel ini jika ia datang dari pihak yang kita cintai? Belajar cinta pada kejengekelan inilah yang kemudian yang menjadi pekerjaan rumah terbaruku di hari-hari ini.

Di rumah selalu saja ada soal-soal yang menurut kita keliru. Barang yang salah letak, nonton televisi yang salah waktu hingga masakan istri yang salah bumbu. Daftar kejengkelan ini bisa bertambah panjang jika kita telah memasukkan pula kesalahan-kesalahan pembantu.

Apalagi bersama kami tinggal seorang pembantu yang seluruh perilakunya mengundang kami untuk segera memecatnya. Pembantu ini begitu sopannya pada kami, begitu takutnya pada kami, tetapi adalah pihak yang begitu membangkangnya pada perintah-perintah kami. Jadi bagaimana mungkin ada seorang yang begitu takut, tetapi begitu penuh pembangkangan.

Jika kami meminta dia jangan membuang barang-barang sembarangan tanpa lapor dulu, ia selalu mengiyakan, tetapi selalu melakukan apa yang kami larang. Selalu ada saja barang-barang kami yang hilang karena agresivitas pembantu kami ini dalam melakukan pembersihan. Rumah memang menjadi bersih, termasuk bersih dari barang-barang yang aku butuhkan.

Kami nyaris putus asa menghadapi pembangkangan yang sopan ini. Suatu kali kami sepakat untuk memberhentikannya ketimbang setiap hari makan hati dan dibuat gila oleh kebandelannya. Tetapi pembantu ini seperti memiliki sihir gaib. Setiap kali ia datang kami memang sudah jengkel luar biasa, bahkan baru melihat kemunculannya. Kedatangannya selalu cuma berarti membongkar kembali tumpukan kejengkelan kami.

Tetapi anehnya, begitu ia pulang kami selalu diserang rasa iba luar biasa. Menatapnya berjalan, sendiri, kemudian lenyap di tikungan jalan, adalah pemandangan yang menganggu kami setiap kali

Pemandangan itu membuat kami sejenak melupakan seluruh kesaahannya dan yang tinggal hanyalah fakta-fakta berikut ini: bahwa hidup orang itu, cuma tergantung pada kami. Padahal dari kami pun, ia cuma mendapat upah sekadarnya, sekadar umum orang lain dalam membayar pembantunya. Dan kami tahu, jumlah itu amat jauh dari mencukupi untuk seluruh kebutuhan hidupnya lengkap dengan keluarganya yang juga cuma tergantung kepadanya. Jadi membayangkan bahwa ia selalu berada dalam sebuah keadaan yang selalu darurat setiap hari, membuat kami melupakan seluruh kejengkelan yang tidak penting ini.

Karena kenapa kepada pihak yang sudah begitu penuh beban, kami malah tega meminta banyak sekali. Kenapa jika upah yang kami berikan rendah saja, kami meminta pelayanan yang tinggi. Ini pasti tidak adil. Akhirnya kami menempuh cara yang agak tidak lazim kepada pembantu yang unik ini. Kami tidak cuma gagal memecatnya, tetapi malah mencoba bergembira dengan seluruh kesalalahnnya.

Jika ia kembali melakukan kesalahan yang sama, aku malah meminta istri untuk menyediakan upah ekstra ketika ia telah rampung bekerja. Tentu saja istri melotot pada awalnya. Tetapi segera kujelaskan alasannya: Mudah saja memberikan kegembiraan kepada pihak yang memang menggembirakan hatimu. Tetapi sanggupkah kamu menggembirakan pihak yang menjengkelkanmu, begitu kataku, yang tak lebih adalah kataku pada diriku sendiri! Mudah untuk berderma ketika hati sedang gembira, tetapi sanggupkah kita memberi ketika hati kita sedang begitu marahnya?

Sulit, amat sulit! Tetapi kami tertantang untuk kuat melakukannya. Maka kami bukan cuma batal memecat pembantu ini, tetapi juga malah sering memberinya tips ekstra ketika hati kami sedang jengkel kepadanya. Ia juga selalu kami tempatkan sebagai pihak penerima oleh-oleh pertama sehabis kami dari luar kota. Ia kami pertahankan di rumah kami karena menjadi guru terbaik kami dalam berteman dengan kejengkelan.
-------------------------
Informasi, saran, kritik, Hubungi segera : 

WA: 0811 3010 123

sms:08113010123?body=halo
Telp/SMS : 0811 3010 123

*tombol hanya berfungsi jika anda mengakses web ini via Smartphone

Komentar

Postingan Populer