Sikap Manusia Terhadap Al-Quran
Sebagaimana warisan, harta benda misalnya, maka sikap anak anak terhadap warisan vareatif , maka sikap manusia terhadap al quran juga vareatif.
Ada yang menerima warisan dengan bersandar Islam, ada yang menerima warisan dengan sistem gendong mikul , ada yang menerima warisan dengan bagi bersama.
Orang menerima AL quran pertama, Dholimulinafsih.
AL quran diterima ala harfin, dipinggir saja.
Tak ada kebanggaan pada al quran, bahkan AL quran dibaca dimasjipun tidak suka , dia berusaha AL quran hanya jadi asisaris di lemari rumahnya, sangat elergi bila AL quran dibawa ranah publik .
Tak punya pendirian, ketimur iya, kebarat iya.
Mudzab zabina baina dzalik.
AL quran tak perlu jadi substansi dalam hidup, sehingga mereka yang punya faham Islam integratif ( agama menyatu terhadap masyarakat dan negara ).
Dia bikin barisan kontra atau berlawanan.
Sehingga nilai2 Islam jadi tumpul
Ketiga , Sabikin bilkhairoti biiznillah,
Dalam langkah apapun di berdiri billah, Karna Allah, ma'allah, dengan metode Allah, ilaAllah, Karna cari Ridho Allah.
Tingkat beragama seperti ini ( yang terakhir ).
Sungguh tinggi.
Dan tingkat ini diraih para ulama.
Dan umat bisa yang teguh.

Komentar