Marhaban Ya Ramadhan

Ketika kita akan memasuki Bulan Suci Ramadhan kita pun serta merta mempersiapkan diri untuk menjalani ibadah shaum sebulan lamanya. Bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah. Bulan pensucian rohani. Bulan yang selalu menyertai kita dalam mengabdi kepada Allah. Bulan yang menaburkan harapan hamba-hamba dari ampunan Allah. Bulan di mana orang-orang shaleh membersihkan hati dengan air mata taubat dan penyesalan. Bulan yang di dalamnya ada satu malam yang lebih utama dari seribu bulan.

Marhaban ya Ramadhan !
Bulan yang agung, waktu-waktu yang selalu menyertai kami dengan kemuliaan dan kebahagiaan. Bulan yang di dalamnya penuh jam-jam dan hari-hari kebaikan. Bulan yang ketika harapan di dekatkan dan amalan kebaikan dihamparkan. Bulan sahabat yang datang membawa kebahagiaan dan pergi meninggalkan kepedihan. Bulan yang membuat hati menjadi lembut dan dosa-dosa berguguran.

Marhaban ya Ramadhan !
Bulan penolong yang selalu membantu kami melawan rayuan setan dan memudahkan kami menapak jalan kebaikan. Betapa mulianya engkau bagi hati orang iman dan taqwa. Engkau datang kepada kami membawa keberkahan dan kebersihan kami dari dosa-dosa dan kesalahan.

Marhaban ya Ramadhan !
Engkau adalah bulan yang selalu dirindukan kedatangannya dan disedihkan sebelum kepergiannya. Betapa banyaknya kejelekan akan mampu dipalingkan dari kami dan betapa banyaknya kebaikan yang insya Allah akan dilimpahkan kepada kami, kini kau datang kembali kepada kami semua.

Selama satu bulan lamanya Allah SWT menyaksikan kita bangun diwaktu dini hari dan Allah pun mendengarkan suara istighfar kita. Selama sebulan lamanya bibir kita bergetar dengan doa, dzikir asmaul husna, dan kalimat suci Al-Quran, dan kita pun harus memelihara bibir kita untuk berhenti bergunjing, mencaci maki, membohong, dan memfitnah sesama kaum Muslimin. Sebagaimana sinyalemen Allah dalam Al-Quran surat Al-Qaf: 18:

"Tiada suatu patah kata pun yang engkau keluarkan kecuali disaksikan Raqib dan Atid".

Selama sebulan kita melaparkan perut dari makanan dan minuman yang halal disiang hari. Sebulan lamanya pandangan mata kita dipelihara, dikendalikan agar kita tidak memandang dan menatap pesona kecantikan wanita yang bukan muhrim. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw dalam HR Al-Hakim dari Mudzaifah:

"Sekilas pandangan mata ada kalanya merupakan sebuah anak panah yang berbisa di antara panah-panah iblis yang terkutuk Allah SWT. Maka barang siapa menahan dirinya dari pandangan seperti itu karena rasa takutnya kepada Allah SWT maka Allah SWT akan melimpahkan kepada-Nya keimanan yang terasa amat manis dalam hatinya".

Selama sebulan lamanya kita pun melatih telinga kita supaya mampu mewujudkan udzunun wa'iyyah yakni telinga yang senang merekam ayat-ayat Allah, hadits-hadits nabi, nasihat-nasihat, ilmu-ilmu yang bermanfaat, serta menutup rapat-rapat telinga kita. Agar tidak mendengarkan kata-kata keji dan kotor, umpatan, bohong, dan fitnah.

Demikian pula kaki tangan. Terutama hati yang harus selalu berusaha untuk mewujudkan lathifah robbaniyah, rohaniah dengan kecenderungan selalu mengimplementasikan al-bu'dul malakuti (sifat-sifat kemalaikatan) yang selalu membimbing kita kepada kebaikan dan kesucian sehingga mampu mereduksi al-bu'dul bahimi (sifat-sifat kesombngan, kebinatangan) seperti permusuhan, keserakahan, kemalasan, dan lain sebagainya.

Bulan Ramadhan adalah al-mara' bagaikan lahan subur penuh rerumputan yang menghijau yang harus dipelihara, disiram, dan dipupuk dengan memperbanyak amal dan ibadah. Shalat, shaum, infaq shadaqoh, membaca Al-Quran, dzikrullah, tadarus, taqarub illah dan berdoa sehingga sedikit demi sedikit kita naik ke maqam yang lebih tinggi. Setapak demi setapak kita mampu mendekat kepada Allah yang Maha Mulia.

Bulan Ramadhan jangan dinodai dengan perbuatan-perbuatan keji dan tak terpuji. Seperti menggunjing, ghibah, mencaci maki, membohong, memfitnah, mendengar kata-kata keji dan kotor, umpatan, memandang hal-hal yang dilarang Allah, sumpah palsu, suudzan, membuang muka, sombong, berlebih-lebihan, penganiayaan, pendzoliman membuat kerusakan, memutus silaturahim, memakan riba, mencuri, korupsi, meminum minuman keras, suap menyuap, bermuka dua, memamerkan aurat, memarahi orang tua, judi, mencari kesalahan orang lain, berbangga diri berlebihan, bersuara keras, bicara palsu, bicara yang bukan haknya, musyrik, kufur dan lain sebagainya.

Manakala kita tidak mampu menahan diri dari segala sifat, sikap, dan perbuatan yang tercela khususnya di Bulan Ramadhan berarti kita telah menodai al-mara' sehingga berubah menjadi gutsa'an ahwa. Dari rerumputan yang menghijau menjadi rerumputan yang kering dan hitam.

Bulan Ramadhan adalah ad-dauriyah, kawah candradimuka sarana untuk menempa diri agar mampu menampilkan wajah Islam secara benar yang sarat dengan nilai-nilai kebajikan. Meliputi konsistensi aqidah, pembenahan ibadah, harmonisasi muamalah, akhlaqul karimah, ukhuwah islamiyah, pemberdayaan maisyah, kebersihan dan keindahan, ketertiban dan kedisiplinan, tatsamuh dan toleransi, kemanusiaan dan peradaban, etos kerja dan pengabdian, kejujuran hati nurani, kemandirian dan percaya diri, tirkah/faraid, tijaroh, munakahah, imamah, khilafah, jinayah, hudud, siyasah dan jihad dalam arti yang benar.

Bulan Ramadhan awalnya adalah rahmat, tengahnya maghfirah, dan akhirnya ridla Allah SWT. Namun demikian kita pun harus memperhatikan sinyalemen Rasulullah yang menyatakan:

"Betapa banyak orang melaksanakan shaum tapi tidak memperoleh apa-apa dari shaumnya itu kecuali lapar. Dan betapa banyak orang-orang yang mengerjakan shalat, tapi tidak memperoleh apa-apa dari shalatnya selain kurang tidur".

Marilah kita laksanakan shaum kita dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya sekedar tidak makan-minum mulai dari terbit matahari hingga terbenam matahari. Bukan pula hanya sekedar memelihara panca indra dari hal-hal yang membatalkan shaum. Tetapi, juga shaum dengan hatinya penuh keikhlasan sebagai pengabdian kepada Allah SWT.

"Berbahagialah orang-orang yang mensucikan dirinya, mengingat nama Tuhannya, dan melakukan shalat. Tapi, kalian lebih menyukai dunia, padahal akhirat lebih baik dan lebih kekal. Sungguh semua ini ada pada shuhuf terdahulu shuhuf Ibrahim dan Musa" (Qs. Al-A'la: 11-19).

Dalam menghadapi shaum Ramadhan ini marilah kita pancangkan niat, kuatkan tekad untuk memperoleh rahmat, maghfirah, dan ridlo Allah. Tetapkanlah niat kita bahwa kita ingin terus melatih diri menuju kesempurnaan dengan mengikuti ketentuan dan petunjuk Allah SWT. Kita berjanji untuk tidak melupakan ajaran Al-Qur'an dan peringatan Rasulullah SAW.

"Katakanlah olehmu Muhammad. Sesungguhnya aku ini manusia biasa tapi aku menerima wahyu bahwa Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa. Barang siapa ingin menemui Tuhannya hendaklah ia beramal shaleh dan di dalam ibadat tidak mempersekutukan Allah dengan siapa pun".

Khatimah, mari kita laksanakan shaum dengan berlandaskan firman Allah dalam Al-Quran suarat Al-Baqarah: 183 - 185"

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertaqwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari-hari yang ditinggalkannya itu pada hari-hari yang lain.

Dan, wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barang siapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui (beberapa hari yang ditentukan itu adalah) bulan Ramadhan sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda lantaran yang hak dan bathil.

Karena itu barang siapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barang siapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari yang lain.

Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjukNya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur".

Komentar

Postingan Populer