Tafakur Posted: 22 Mar 2010 09:41 AM PDT Di tanah yang akan punah ini usia kita tumbuh dan rubuh Ia seperti daun-daun hari yang memutih disembelih matahari Rumah bagi riwayat kita bangun di atas sepetak keluh kesah Menabung mimpi yang sepi di tahun-tahun yang tenggelam Membenahi rencana di lembaran-lembaran musim yang fana Di sinilah di taman purba dunia dahaga iman mengendapkan jelaga Tafakur kita tersungkur dalam legam sunyi dan misteri Merangkak di setapak puisi memunguti remah-remah cahaya Hayatilah nyala kegelisahan yang tak pernah selesai ini Dengan cinta kita pertautkan temali mimpi pada tiang-tiang zaman Di sinilah di kebun kepedihan kita tanam benih-benih permenungan Dan kita pergilirkan silsilah rindu yang tak pernah menyerah Doa-doa kita dilipat seperti surat yang terkirim tanpa alamat Ia seperti pohon yang menjulurkan lidahnya pada warna langit Dengan akar ketabahannya kita lebur dalam sujud yang teduh Di tanah yang akan punah ini usia kita tergusur dan terbujur Waktu perlahan akan meredup menutup pintu-pintu masa lalu Jiwa yang berabad kita dzikirkan akan hilang dan berakhir Hayatilah nyala kegelisahan yang tak pernah selesai ini Sebelum kita runtuh dan terbunuh tanpa menyisakan makna Bandung, Februari 2010 Filed under: Ω Puisi Indonesia Tagged: Puisi, Tafakur |
Komentar