Tempe yang Tidak Seenak Dulu Lagi


Membaca dan memantau perkembangan seputar harga kedelai di pasaran, terlebih ditambah dengan dialog radio el-Shinta dengan pengusaha tahu-tempe, sungguh nasib rakyat semakin ngga karuan. Mereka (termasuk kita juga) didera dengan berbagai kesulitan yang bertubi-tubi. Minyak langka, bencana dimana-mana, harga barang-barang melambung tinggi, dan sebagainya.

Hampir semua media bicara tentang lonjakan harga kedelai impor yang memang sengaja diciptakan oleh kapitalis Amerika. Dan proses kenaikan memang sudah diskenariokan oleh mereka. Mereka meminjamkan modal untuk importir dan mematok harga yang murah untuk setiap produk dari mereka. Hal ini membuat petani lokal kelabakan dan kalah bersaing dengan kedelai impor. Semakin lama petani semakin tidak tertarik dengan menanam kedelai, akhirnya produksi dalam negeri menjadi sangat kecil. Kita jadi tergantung kepada luar. Begitu kita keteteran, mereka katrol harga kedelai. Dan akhirnya kita kacau balau begini.

Yach....... kalau kedelai terus naik dan membumbung tinggi, kita pun akan susah menemukan tempe 500-an atau 1000-an. Gorengan di pinggir jalan pun tidak bisa 1000 tiga, atau 1000 dapat empat. Akhirnya, tempe tidak seenak dulu lagi

Komentar

Postingan Populer